Pages

Thursday, November 25, 2010

Birahi Antara Dua Benua





from 17thn
Birahi Antara Dua Benua


Dalam Pesawat Menuju Ke Australia

Perjalanan tali cinta antara aku dan Yonash ini sangat tidak kusangka sebelumnya, aku merasa bahwa hidup perkimpoianku kuanggap normal saja bahkan aku merasa 'happy married', namun malang dan untung dari perjalanan hidup manusia itu tak bisa kita perdiksi sebelumnya.

Pangil saja aku Liana, tubuhku ramping tinggi badan 161 cm dan dadaku penuh, pinggul dan pantatku bulat keras, kulitku bersih cenderung agak olive, domisiliku di kota di negara bagian New South Wales Australia. Sejak aku masih muda usia kota ini telah menjadi tempat tinggalku.

Kepergianku sementara dari kotaku ini adalah karena suamiku minta ditemani sementara, berhubung suamiku sedang menghadapi masalah mengenai businessnya di Indonesia, 18 bulan aku tinggal di Indonesia, hingga meletuslah 'Reformasi' dari mahasiswa dan tergulingnya rezim lama. Adanya 'geger' ini, anak-anakku di Aussie menangis menginginkan aku kembali ke Australia saja, mereka meminta aku untuk menemaninya lagi.

Seminggu kemudian aku berangkat kembali ke Australia, seperti biasa suamiku mengantarkan sampai bagian terdalam dari Airport Cengkareng atau dikenal dengan nama Airport Sukarno-Hatta, tak terjadi apa-apa diantara kami semuanya masih biasa, aku dekap suamiku dan kucium pipi dan bibirnya, tanda rasa kehilanganku melanda, akan 'perpisahan' yang mungkin akan relative lama ini. Tak lupa suamiku selalu mengingatkanku untuk mengurus anak-anak dengan baik dan jaga diri baik-baik, seperti biasa suami memesankan kepada istrinya, semuanya ini aku jawab dengan anggukan dan linangan airmataku yang tak tertahan.

Segera setelah pemberitahuan dari krew pesawat yang mempersilahkan para penumpang untuk naik kepesawat, suamiku melepas pelukannya dan mengecup kening dan bibirku yang terahir saat keberangkatan itu. Kugenggam tas tanganku dikiri dan satu tas kecil lagi isi oleh-oleh yang tidak terlalu berat sekali di tangan kananku, aku berjalan menapaki lorong kecil menuju ke pesawat.

Setelah mendapat petunjuk pramugari dimana aku harus duduk, aku menuju kenomor yang telah ditentukan, sisi kiri paling depan di bagian kelas ekonomi, di pinggir jendela. Aku berjalan lurus, sementara didepanku adalah orang yang agak gemuk, karena terhalang pandanganku aku berusaha menembus pandang lewat sela-sela badan sebelah kirinya, tepat didepan tempat duduk yang akan aku tuju orang lagi2 gemuk itu berhenti, akupun berhenti sambil menerobos pandanganku kearah bakal tempat dudukku.

Kali ini mataku tertegun beberapa detik, karena melihat orang laki-laki seumuranku sudah duduk ditempat duduk di sebelah tempat dudukku. Rupanya diapun memandangku dan beradulah pandangan kita berdua beberapa saat, sinar yang bening penuh gelombang setrum ber beban watt yang tinggi tembus ke jantung hatiku, aku terpaku sejenak sambil menunggu orang gemuk tersebut lewat.

Setelah orang yang gemuk itu berjalan lagi, kembali aku ganti berhenti ditempat orang gemuk tersebut berdiri sambil mengamati nomorku, tiba-tiba seorang di depanku, dalam keadaan setengah duduk, menanyakan akan nomor tempat dudukku, dia menawarkan mengangkat tas oleh-olehku untuk dinaikkan dikompartmen atas, segera aku ucap kan terima kasih padanya.

Aku berbalik arah dan menuju ke tempat dudukku, langsung aku duduk.
"Permisi saya duduk disebelah anda"
Kemudian aku duduk ditempatku dengan menghempaskan tas tanganku, dilantai depan kakiku, sambil merilekskan badanku yang agak capek, letih dan sedikit tegang. Secepat itu juga aku mendengar sapaan orang sebelahku, dengan ramahnya.
"Waah kayak capek banget ya Dik, namaku Yonash", seraya mengulurkan tangannya kepadaku, langsung aku jawab sekenaku.
"Iya nih, perjalanan yang panjang dan macet, bikin lelah otot dan tulangku, namaku Liana" dan kamipun berjabatan tangan.

Sewaktu aku berjabatan tangan dengannya, kembali darahku berdesir, terasa aliran aneh yang melanda tubuhku, dan sempat dadaku berdetup kencang, walau aku tahan dan aku simpan tidak aku perlihatkan kepadanya. Setelah itu kamipun terlibat dalam obrolan yang ringan-ringan, Yonash mengatakan bahwa kepergiannya keAustralia untuk training selama 6 bulan, sebelum meneruskan kenegara 'Terbitnya Matahari', untuk belajar mengambil Phdnya, profesinya adalah sebagai Guru Besar disalah satu Universitas dikota jawa barat. Aku pun menceritakan akan profesiku dan tujuanku kembali keAustralia untuk menemani anak-anakku dan mencari kerja kembali dikotaku.

Perjalanan dari Jakarta keDenpasar hanya terlibat percakapan normal dan santai, kami menikmati hidangan ringan dan 'Orange Juice', teh atau kopi, kacang tanah dibalut tepung dan madu sebagai jodoh nya. Selepas dari Denpasar, Bali, dalam penerbangan selanjutnya kamipun menjadi lebih rileks dan hangat dalam bercanda, kami saling menceritakan pengalaman, sendau gurau istrinya dan suamiku bila kita akan berpisahan sementara, juga segala pengalaman indah dan jenaka keluarga kita masing-masing. Dari situ juga aku temukan dia sudah berputri yang masih relative kecil di banding anak-anakku, karena memang aku menikah diumur yang dini untuk zaman sekarang, sambil bekerja dan kuliah.

Sedari detik perkenalan itu, getaran kecil-kecil bergerak dari dadaku sampai keseluruh tubuhku, satu atau dua kali dalam percakapan kami, aku rasakan kegugupan bila mata kami saling beradu, karena tak tahan aku menentang sinar matanya yang aku anggap ada suatu daya tarik yang melumpuhkan tenagaku, terasa aku menderita karena meredam rasa aneh kali ini.

Waktu semakin larut, tiba saatnya kami mendapat hidangan makan malam, Yonash mendapat bagiannya dulu, namun ngak tahu mengapa siPramugari itu tidak memberikan bagianku langsung padaku, melainkan diberikan melalui Yonash, dan Yonashpun meletakkan dimeja kecilku, sambil membelai lengan kananku lembut. Cukup kaget dan berdetup keras dadaku, berdesir darahku menerima perlakuan yang begitu, sambil aku ucapkan terima kasih aku sambut nampan makanan itu, kupegang kugeser sedikit untuk membetulkan letaknya di atas meja kecil tersebut.

Masih dalam keadaan bingung atas perlakuan Yonash tersebut, dia mengucapkan 'selamat makan' padaku dan akupun mengucapkan hal yang sama kepadanya, namun tiba-tiba sewaktu dia menyenduk makanannya, bukannya Yonash memasukkan kedalam mulutnya, namun sebaliknya disodorkannya sendok penuh makanan tersebut ke mulutku.

Sempat beberapa saat aku bingung tidak keruan dan aku pandangi wajah dan matanya untuk memastikan perbuatannya kepadaku, dia memberikan senyum khasnya sambil mengangguk mengiyakan perbuatannya. Sekali lagi aku terpukau dalam situasi ini, akhirnya secara otomatis aku membuka mulutku untuk mempersilahkan suapan makanan Yonash masuk kemulutku, sambil tersipu-sipu aku mengunyahnya dan menelan makanan tersebut. Dari mulai itu dia kembali memberikan suapan beberapa kali dan memberanikan diri membuka mulutnya untuk memberikan kesempatan aku berbuat hal sama padanya. Yonash terlihat sangat bahagia ketika mendapat suapan demi suapan dari tanganku, hal ini membuat aku agak canggung dan tegang sementara.

Selesai makan malam dan mulailah kita mengobrol lagi mengenai hobby kami, ternyata kami mempunyai beberapa kesamaan hobby, salah satunya ialah membaca buku, setelah usai makan tersebut dia lebih banyak bercanda ringan dan berdendang, namun tangan kirinya tak henti-henti nya mengapit tangan kananku diusap-usap sepuasnya dengan tangan kanannya. Sewaktu film ditayangkan, lampu mulai dipadamkan, Yonash menelusupkan tanggan kirinya kebelakang pundakku dan memelukku.
"Lipat saja sandaran tangan tengah ini, biar Liana lebih rileks", katanya.

Tanpa kusadari, dengan gemuruh detup jantungku serta didihan darahku, aku turuti permintaannya. Terasa enak sekali dipeluknya, tercium bau parfum 'aftershave' di wajahnya, yang lain baunya dari kepunyaan suamiku, namun enak juga, lembut aku menyukainya, tak sadar aku menyandar didadanya sebelah kirinya dengan rasa damai, sedang dia masih berdendang kecil melantunkan lagu-lagu kesukaannya, yang rupanya akupun menyukainya.

Tiba-tiba tangan kanan Yonash meraih daguku dan menariknya kemukanya, kemudian Yonash merundukan wajahnya, secara tak sadar, akupun memejamkan mataku, dalam pejaman mataku terasa kecupan bibir hangatnya mendarat dikening kemudian pipiku, tangan kanan Yonash membelai pipiku dengan lembut, kemudian dia letakkan lagi kepalaku didada kirinya lagi.

Selang lima menit lagi, tangannya meraih daguku lagi dan menariknya kembali, kali ini kecupannya mendarat dibibirku dengan lembut, terasa kehangatan dan kelembutan bibirnya menggetarkan jiwaku sesaat diiringi deburan darahku serta detupan jantungku semakin mengencang, walaupun begitu aku masih tetap menahannya dengan sempurna. Sambil meneruskan belaiannya Yonash berbisik kembali padaku.
"Liana mau masih nonton film atau mau tidur?"
"Jika ingin tidur, tidur sajalah di pahaku sini biar Liana lebih nyaman", katanya.

Bersamaan dengan itu ditariknya lagi daguku dengan lembut dan ditempelkannya lagi bibir hangat Yonash pada bibirku dengan lebih erat dan memasukan lidahnya dalam mulutku, kali ini kusambut lidahnya yang menari dalam rongga mulutku lalu kusedotnya lidah serta liurnya kami berpangutan dengan hangat dan mesranya. Lilitan lidah kami seperti tak ingin terpisahkan satu dari yang lain, seiring detup dada kami berdua yang semakin kencang, desiran darah kamipun melaju hangat, mengalahkan semburan udara dari 'Air Conditioning' didalam kabin pesawat tersebut. Adapun tangan Yonash tak henti mengusap-usap lengan serta meremas-remas lenganku dengan lembut.
Dia berkata, "Liana, thanks ya kau menerima sayangku"
Aku menjawab dengan anggukan lembut pula, tanpa keluar kata-kata dari mulutku yang terkunci karena rasa bahagia.

Sambil merebahkan tubuhku dipangkuannya menghadap ke atas, kedua kakiku aku tekuk ke atas supaya muat seluruh tubuhku disepanjang dua kursi pesawat tersebut. Yonash meneruskan lagi dendang lagunya serasa membuai jiwaku, rambutku yang panjang sebahu tak luput juga dari sasaran belaian tangannya kanannya, sedang tangan kirinya mengusap-usap paha luarku, seolah diriku adalah anaknya sulung yang sedang ditidurkan. Sesekali dirundukkannya kepalanya lalu dikecupnya keningku, hidung dan pipiku, bibirnya terus menjalar dan bermuara di mulutku, hingga kita tertautan, berpangutan kuat.

Menjelang tengah malam keadaan kami semakin terbalut bara asmara yang menggebu, birahi kami telah menutup sebagian perasaan2 kami yang lain. Dengan kecupan-kecupannya yang 'intense', tangannya diselusupkan kedalam jumper yang kukenakan, Yonash meraba-raba dadaku dari luar bajuku namun dibawah jumperku, kemudian dia lebih berani lagi menelusup masuk kedalam blus atasku meraba Bra yang kukenakan.

Amboi.., desiran darahku semakin kencang seolah badanku dialiri setrum listrik kecil-kecil yang semakin menguat menjadi beribu-ribu watt merata di seluruh tubuhku, bulu kudukku berdiri menerima kenikmatan yang tak kusangka sangka ini, rasanya tiada pernah aku merasakan perasaan ini terhadap suamiku sendiri.

Saat aku merasakan perasaan indah, nikmat deburan darahku sendiri yang mendera badan dan jiwaku.
Yonash berkata, "Liana, tidurlah aku akan menjagamu, percayalah aku melindungimu"
Sambil tangan kanannya masuk satu lapis lagi kedalam bluse yang aku kenakan Yonash mengelus elus sembulan buah dadaku yang mencuat separoh, karena aku mengenakan 'half cup bra style'.

Karena tak tahan menerima rangsangan setrum yang kuat itu, aku secara otomatis mendongkakkan kepala dan badanku keatas aku mencari bibir Yonash, aku sambar bibirnya hingga kembali kami berpangutan dalam selama kira 3 menit, tangan kirinya mengelus-elus bagian vitalku dari luar celana panjangku, adapun didalamnya terasa lelehan 'magma' dari memekku yang tak tertahankan lagi.

Pesawat membubung terbang tinggi, dari ketinggian itu kadang kami menerpa udara yang kosong.
Yonash mengatakan, "Di ketinggian itu udara diluar adalah 15 derajat Celcius atau lebih kecil lagi, tak ada kehidupan di luar pesawat ini"
Walau aku tak begitu mengerti apa yang dia ucapkan namun aku iyakan tanda mau mengerti apa yang menjadi statementnya.

Ketika pesawat terbang berjalan bergeronjalan, diberitahukan oleh krew pesawat bahwa kita diharuskan memakai sabuk pengaman, Yonash menyelimuti tubuh dan kakiku yang separuh aku tekuk ke atas agak mengangkang sedikit, setelah itu dia selusupkan tangan kirinya didalam celana pajangku yang tanpa retsleting, terbuat dari 'elastine cotton', mulailah dia membelai gundukan kenikmatanku, dalam hitungan menit basahlah sudah celana dalamku, karena getaran birahi yang melanda tubuhku, dimenit keempat aku miringkan tubuhku menghadap badan bawah Yonash, spontan aku elus dari luar kemaluan Yonash yang mengeras, menggunakan bibirku, karena tegangnya kemaluanya,Yonash menyelimuti badan bagian bawah, lalu Yonash membuka retsletingnya perlahan lahan, maka aku keluarkan kemaluan Yonash yang sudah mengeras mendongkak kedepan dari celananya. Ukurannya kemaluan memang hanya normal saja tak terlalu besar, jadi tidak terlalu merepotkan suasana kami.

Dengan situasi yang baru ini, aku menjadi lebih leluasa membelai kemaluan Yonash dengan bibir hangatku, aku pulas dan aku sapu kemaluan Yonash yang tegang dengan lidahku. Hati-hati sekali kami melakukannya kami hanya bisa mendesah dengan sangat pelan dalam kegelapan kabin pesawat, nyaris kita tahan suara desahan kenikmatan kami. Dengan penuh waspada, tangan kanan Yonash memegang selimutnya, menjaga bila ada orang lewat, atau salah satu crew lewat, dia akan masih sempat menarik selimutnya menutupi wajahku dan kemaluannya yang sedang aku sepong.

Pelan tapi pasti, jari-jari kiri Yonash memainkan klitorisku keatas dan kebawah, terkadang Yonash memasukan jarinya kepermukaan relung kenikmatanku, atau masuk sekalian kedalamnya kemudian menari disekitar G-spotku, hingga aku bisa mencapai orgasme dan mengejang, maka kujepit tangan Yonash dengan otot vaginaku, terasa denyutan berkali-kali sehingga keluarlah cairan nikmatku di jari tangannya, disertai dengan erangan, desahan lembut, kami jaga agar orang-orang disekitar tak terpengaruh dengan kegiatan dan suara kami.

Adapun Yonash sendiri juga mencapai puncaknya karena kocokan mulutku dan elusan tanganku pada kemaluannya, hal ini terjadi tak lama setelah aku mencapai orgasmeku, dia tetap dalam posisi duduk agak memerosotkan badannya ke bawah sedikit sambil tetap memangku kepalaku yang menghadap dikemaluannya, dia mengejang sambil mengeluarkan spermanya dimulutku, kutelan semua spermanya tanpa sisa dan kujilati sisanya yang tercecer disekitar kemaluannya sampai bersih dan licin kembali.

Dalam keadaan ini kami tak berpikir khawatir lagi akan keadaan pesawat yang berjalan bergeronjalan, malah kadang terasa nikmat sekali sewaktu pesawat anjlok turun dari ketinggiannya, terasa seolah aku mendapatkan ayunan di atas jentera birahi asmara yang bergelora, kenikmatanku pun menjadi terasa lebih sempurna sewaktu bersamaan waktu Yonash memainkan tangan Yonash dalam liang kenikmatanku, ngilu, geli dan denyutan memekku bertambah, dera jantungku semakin berpacu cepat, obsesiku untuk ingin memuaskan dan dipuaskan semakin besar meronta, dalam keterbatasan kami.

Akan tetapi walau indah kenikmatan bisa kita tuai bersama, aku akui kegiatan begini sangat memeras tenaga, karena kita sama-sama menahan perasaan emosi kita. Semua tenaga yang seharus nya bisa kita buang keluar dengan lantunan suara erangan, rintihan dari emosi kita supaya meringankan beban kita, malah sebaliknya kita tahan sekuat tenaga, akibatnya semua enegy tertahan didalam tubuh, hal ini menjadikan benar-benar badan merasa lelah sekali setelah kita mencapai puncak kenikmatan.

Aku melihat jam ditanganku jam 2:30 malam.
Dan Yonash pun membisik di telingaku, "Thank you Liana, aku memutuskan untuk menjenguk kamu, bila aku telah 'settledown' di Melbourne, ini teleponku dan tolong berikan teleponmu dan alamat di kotamu"
Tiga jam kami tertidur, tiba-tiba para anak pesawat telah membangunkan kami, dan diumumkan bahwa kami segera akan mendarat di Sydney, dan pesawat akan melanjutkan penerbangannya ke Melbourne.

Begitu selesai pendaratan sempurna akupun merapikan rambut, dan bajuku siap untuk turun, sebelumnya Yonash sempat memberikan kecupan dikening dan mulutku, sambil mengatakan, "Nantikanlah aku dikotamu sayang, akan aku jelang kau adindaku"
"Tak sabar aku menerima kasihmu lagi, jantungku berdetup, sesiran darah dan setrum sangat kuat melanda diriku sayang"
Katanya sambil melempar senyum khas dan matanya pun sangat sayu, aku sambut bisikannya dengan senyum dan anggukan dalam dan berlalu.

Kamipun berpisah, sama halnya rasa dalam diriku, getaran setrum ribuan watt melanda badanku, desiran darahku tak mau padam, pikiranku galau dan gontai, detak jantungku terasa semakin kuat. Otakku waras dan ingatanku jelas sadar mengetahui keberadaanku, namun perasaan mendera, emosi dan getaran dalam tubuhku melonjak-lonjak menghempasku jauh dari kesadaranku.

Sesampai dirumah, akupun istirahat sebentar, namun sejak saat itu telponku selalu berdering dan sms selalu berdenting, dan aku selalu menuai rindu dari technology modern itu. Sementara itu aku melamar pekerjaan kemana-mana, aku dapatkan kerjaan pada minggu kedua setibaku dikotaku ini, adapun pekerjaan itu sangat menantang citaku dan aku merasa kerasan bekerja di perusahaan baru ini.

Kunjungannya Di Kotaku


Saat yang kunantikan tiba, Yonash datang dari Melbourne, aku menjemputnya dari Airport, bagai dua sejoli yang dimabuk asmara membara, kami saling mencium dan berpangutan menuju kemobilku, didalam mobil tangannya dia selalu membelai, cerita yang dituturkan seperti kita lama tak pernah berkomunikasi, terus sambung menyambung.

Yonash selalu berdendang riang disetiap langkahnya, santai sekali, seperti orang tidak punya beban dalam kehidupannya, kadang aku sendiri bertanya, "Apakah yang membuat orang ini santai, periang sekali, seolah tidak ada yang membuatnya khawatir dalam hatinya"

Kami menuju kehotelnya dijantung kotaku, kedua tangan Yonash selalu meremas, mengelus tangan kiriku, sementara aku mengatur pemindahan versneling. Sesampai di kamar, barang-barang bawaannya diletakkan ditempatnya, langsung Yonash memburuku dan menciumiku dari kening, pipi, leher, sambil tangan Yonash membuka kancing baju depanku dan tangannya menelusup kedadaku dan meremas susuku yang padat dengan penuh nafsu, ketika bibirnya menyentuh bibirku, lidahnya menelusup kerongga mulutku menari-nari di langit-langitku bahkan kadang menekan,menghisap dan membelit lidahku.

Tak kalah galakku dalam berpangutan, aku sambut liar lidahnya, aku ganti menyerang menghisap liur dan lidahnya kuat-kuat, tanganku mulai membuka baju Yonash dan tercium parfumnya, kegemaranku, hal ini membuat birahiku bertambah, nafsu bangkit mengebu, badanku terasa mekar dan buas, seolah aku ingin menelan seluruh tubuh Yonash kedalam diriku.

Kembali aku sedot lidah dalam mulutnya juga air liurnya, kulilitkan lidahku dan kutekan dalam-dalam, tiba-tiba Yonash memondongku perlahan, membawanku ketempat tidur dan merebahkan tubuhku. Dadaku terasa sesak sekali ditindihnya, seolah darahku mengguncang keras ingin muncrat dari kepalaku, karena menahan rinduku kepadanya, diriku sebagai terbang diangkasa bersama Yonash, dia yang telah lama aku rindukan.

Yonash berhasil membuka baju atasku dan juga membuka kaitan BHku dengan cekatan, dia daratkan bibirnya pada payudaraku yang menyembul kenyal, dimainkannya puntingku dengan lidahnya yang kasar, disapunya, digigitnya pelan-pelan dengan penuh kasih dan kebuasan lelaki, hal ini membuatku sangat kegelian, mengelinjang, dan melenguh kenikmatan, jilatan lidahnya turun senti demi senti, inci demi inci menuju ke perut dan pusarku, kemudian lidahnya dimasukkannya kepusarku, tangan Yonash masih asyik memainkan puntingku dengan putaran dan pijitan yang membuat aliran-aliran nikmat pada diriku, gairahku mendaki dan melambung ke atas angkasa raya.

Lima menit kemudian jilatan Yonash semakin turun kebawah, tangan kanannya membuka kancing celana panjangku, dan mendorong celana panjang serta CDku kebawah yang kubantu dengan mengangkat pantatku sekedarnya kemudian dengan kaki kananku aku tarik celana itu ke bawah dan aku tendang nya jauh dari tempat tidur.

Yonash masih membungkuk mencium dan menjilat perut bawahku, akhirnya sampai juga pada gundukan nikmatku, sambil jongkok dia membuka memekku untuk lebih lebar,Yonash memperhatikan dan meraba memekku yang tiada berambut itu. Keadaan kakiku masih menjuntai di luar tempat tidur, ini memudahkan Yonash mengusap dan menjilatnya dengan mulut dan lidahnya.

Kumudian dengan pelan-pelan jari tangan kanannyapun menyelinap kedalam belahan vaginaku, terasa nikmat sekali perlakuannya ini, Yonash meraba bagian dalam dari vaginaku dan dimasuknya tangan itu ke lobang vaginaku, terasa sekali dia memporak porandakan ketenangan G spotku, jari itu bergeser keatas kebawah, kiri dan kanan seolah menari diantara dinding relung nikmatku, kenikmatan indah yang timbul membuatku mengeliat seperti cacing kepanasan, sedangkan lidah kasarnya tetap menyapu clitorisku naik turun ke arah vertical seputar kelentitku.

Yonash agak lama bermain di halaman depan ini, hingga aku terasa ngilu tak tertahankan, darahku berdesir kencang, dera kenikmatan memukul-mukul sukmaku, hingga aku tak kuat lagi membendungnya, akupun berteriak seperti biasa mulutku tak bisa diam bila menerima kenikmatan seperti yang kurasakan kali ini, denyutannya mencapai ubun-ubunku.
"Yonash aachh sshheett eechh, enak sekali Yonashh"
"Yonash ampun, Liana keluar yaa sayang!"

Aku menggelinjang, berdesis dan mendesah, bahkan aku keluarkan teriakan, dan teriakan keras sekali karena ku mencapai orgasme yang indah sekali, karena perlakuan Yonash yang pandai membelai menyapu kelentit, dan clitorisku juga cara meraba relung kenikmatanku.
Yonashpun menegakkan kepala dan memandangku sambil tersenyum, merangkulku kuat dan berkata, "Sayang, kau sangat menggairahkan dengan teriakanmu yang bebas, Liana aku mencintaimu sayang berusahalah sebebas-bebasnya berekspresi, kita akan nikmati bersama ya"

Aku merasa lemas dan lunglai, tulangku seperti dicopoti, namun denyutan vaginaku belum juga reda, hingga kami berpelukan lama sekali sambil berpanggutan kembali. Yonash membiarkan aku dipelukannya, meredakan birahi dan kenikmatanku secara natural, selanjutnya dia membelai rambutku dan menciumi seluruh muka, mulut dan leherku, dengan perlakuannya terasa aku sangat disayanginya dan diperlakukan seperti seorang 'ratu', terbuai aku dipelukan tangannya, rasa damai melanda diriku.

"Sayang, gundukan memekmu menantang ke atas, dan memekmu 'Juicy' sekali, ku ingin memasukkannya kontolku dalam kehangatan relung nikmatmu sayang"
Selang beberapa saat kemudian, gairahku kembali lagi, kudorong perlahan-lahan tubuh Yonash dari badanku, melepaskan pelukannya. Aku bangkit, kulayangkan pandanganku kecelana panjangnya yang masih belum dibuka, kulepas retsletingnya dan kuturunkan celana panjangnya juga celana dalamnya yang berwarna biru muda, kubelai kemaluannya yang sudah sangat keras mendongkak kedepan, aku pandangi dia dengan kagum, karena saat itu aku baru bisa melihat dengan jelas kemaluannya yang pernah memuncratkan spermanya dalam mulutku beberapa minggu yang lalu dipesawat.

Kemaluan Yonash sangat indah dan kuning langsat, bagai kulitnya Yonash yang kuning dan bersih, rambut kemaluannya pun tak terlalu tebal, hanya tumbuh dipangkal kemaluan atasnya saja. Setelah puas memandanginya dan membelainya, kudaratkan bibirku padanya, terasa kehangatan menerpa bibirku, maka aku julurkan lidahku dikepalanya kemaluannya yang telah mengkilat membasah dengan cairan beningnya, tanda birahinya telah melanda Yonash dengan kuatnya.

Kukulum kepala kemaluan itu dan kujilat sekelilingnya juga urat di bagian atas yang terasa agak lunak memanjang sejurus dengan lubang kemaluan, pada bagian atas. Kutahu tentu dia akan mengelinjang dan terasa kengiluan mendera dirinya. Betul juga dia mengerang dan berdesis keras, sambil tanganku mengocok nya dengan ritme pelan dan kemudian mempercepat ritme kocokan.

"Acchh Liana, kau pandai sekali sayang, kau apakan kontolku ini sayang?"
Berulang-ulang kulakukannya dan berulang kali juga teriakan serta erangan Yonash terlontarkan sambil matanya merem melek.
"Liana sayang, aku suka sekali kau perlakukan seperti ini, kau sangat memahamiku dan keinginanku"
Merasa terpujilah diriku, makin bersemangatlah aku melakukan sepongan untuk Yonashku.

Karena birahiku juga sudah melanda diriku makanya kulepaskan kontol Yonash dari mulutku dan cepat aku bangkit dan jongkok di atas panggulnya dan menyelipkan kontol Yonash kedalam relung kenikmatanku, aku genjot-genjot kontol tegangnya Yonash dengan irama seperti mengendarai kuda sembrani, kugoyangkan pantatku kekiri dan kanan, memutar juga naik dan turun, tak lupa juga dengan kupijit kontol itu dengan gerakan mendenyutan otot vaginaku dengan sekuat tenagaku, hingga tanpa kontrol Yonash teriak, mengerang kuat mendapat perlakuan dariku ini.
"Liana memekmu mengempot ayam, kontolku terasa enak sekali, terasa seperti disedot-sedot, dipijat dan dipilin pilin sayang, enak aacchh aduhh aachh sshhett"
"Bisa mati aku nanti kau ginikan sayang"

Yonash bangkit dan membalikkan tubuhku, dengan tanpa mencopot kemaluannya dan bergantilah posisilah kita, dan Yonash mengangkat kedua kakiku ke pundaknya dan dia jongkok bertumpu kedua lututnya dihadapan vaginaku, dan dia menggenjotnya lima kali didalam dan ditarik, memasukkan lagi, genjot lima kali lagi, dengan ritme yang semakin lama makin cepat.

Dengan perlakuan begini, gesekkan batang kontol Yonash menerpa berulang ulang pada G-spotku, relung kenikmatankupun ngilu, nikmat melanda didalam sana, tubuhku mengelinjang dan kepalaku menggelepar, seluruh badanku gemetar, mulutku mendesah dan melenguh.
"Yonash aku maauu keluar lagi ngak tahaan nih kontolmu enak sekali Yonash".
"Saayang Liana kita sama-sama keluar ya, spermaku sudah mengumpul diujung kontolku siap menyemproot, bisa dikeluarkan dimana sayang?"
"Yonash please, lepaskan didalam saja, biar kita bisa menikmati bersama"
Tak lupa kupijit kontol Yonash dengan otot vaginaku.
"Liana, enak empotan memekmu sayang aku nggak tahaann"

Achir nya creett, creet, creet, keluarlah air sperma Yonash didalam relung kenikmatanku. Disini ada suatu kehebatan dari pada kemaluan Yonash, walaupun sudah muncrat spermanya, namun tetap tegang tidak cepat menjadi lembek, sambil menurunkan kakiku ke posisi mengangkang, Yonash masih terus aktif bergerak-gerak maju mundur, sedang aku sudah terkapar tergolek tak berdaya. Tak hentinya Yonash menggoyangkan kemaluannya terus menerus sambil santai membelai tubuhku, menciumi buah dadaku berlama2 sambil menikmati tubuhku, dia memelukku.

Sedikit demi sedikit redalah gairahku dan diapun melepaskan kemaluannya yang masih tetap kencang kemudian direbahkannya tubuhnya di sampingku sambil menggeser posisiku, dengan memiringkan badanku, kali ini Yonash mendekapku dari belakang dan memasukkannya kembali kemlauannya itu dalam relung kenikmatanku dari belakang sambil menciumi punggungku, membisikkan kata-kata mesra dan terima kasih, bagaikan Yonash berhutang berjuta-juta pada diriku. Dari perlakuan ini aku merasa sangat dihargai dan diperlakukan sebagai orang yang betul dia dambakan.

Setelah setengah jam lebih dia puas dengan permainan kontolnya dalam relung nikmatku untuk yang pertama kali ini, kemudian dia berdiri dan mengendongku kekamar mandi dan mandi bersama berendam dan saling menyabuni badan dan kemaluan kita masing-masing dengan penuh kasih sayang dan damai.

Karena rabaan dan belaian Yonash disekitar kemaluanku, aku tergairah lagi ingin mengentotin Yonash lagi, dan aku duduki lagi Yonash yang masih berendam di air hangat itu dan kali ini aku menghadap di kaki nya dan aku goncangkan badanku dan kupijit lagi kontolnya dengan otot vaginaku, tak peduli aku akan gelombang air yang memuncrat tumpah di lantai kamar mandi, terus aku kakukan genjotan karena terasa ada sensasi tersendiri making love dalam bathtub kamar mandi, enak terbuai, terayun bagaikan di awang-awang, akupun dapatkan lagi orgasmeku, aku bungkukkan badanku, aku terkam pergelangan kaki Yonash dan aku gigit kaki betis kakinya, Yonash pun teriak mengisaratkan dia juga akan memuncratkan spermanya dan tangannya menggapai pantatku, diremasnya pantatku yang bulat kencang.
"Liana, aku keluar lagi sayaangg aachh sayaangg!"

Setelah kami reda dari kenikmatan, aku pun bangkit dan jongkong,tepat memekku berada di atas mulut Yonash, kakiku di atas dua sisi pinggir bathtub sambil berpegang pada keran besi ditengah bathtub itu.
Lalu aku berkata pada Yonash, "Yonash tolong bersihkan memekku ini dengan lidah dan bibirmu ya sayang"
Yonash pun melakukan seperti apa yang ku inginkan dengan senang hati sambil menepuk-nepuk, mengelus-elus pantatku dengan kedua tangannya.

Beberapa saat kemudian Yonash menarik tubuhku turun dengan pelan dan mendudukan aku dalam air lagi didepannya, membelakanginya. Yonash mendekapku erat dari belakang sambil menciumi punggungku, Yonash tahu sekali bila aku suka diperlakukan begini sehabis ML. Maka tergambar dalama ingatanku dengan jelas, hal ini tak pernah terjadi dikehidupan perkimpoianku dengan suamiku, sebaliknya, aku sangat merasa dihargai sekali oleh Yonashku.

Puas kami bermain cinta di kamar mandi kami pun mandi lagi, selesai mandi aku keringkan tubuh Yonash, aku bedaki dengan talkum kesayanganku. Yonash pun senang sekali menerima sentuhan kasih dari mulai mengeringkan tubuh dan kontolnya kemudian kubedakin tubuhnya sampai aku pakaikan T shirt dan jubah mandinya, setelah semuanya rapi, kamipun berajak ketempat tidur dan istirahat.

Terhenyak kami dari tidur, karena deringan telephone dari Hpku, kulirikkan mata kearah jam tanganku, jam menunjukkan jam 3:15 sore, terbangunlah kami berdua dan ternyata anakku yang menelphone, melaporkan bahwa dia mendapat nilai bagus pada assignmentnya. Aku katakan pujian pada anakku dan pesan bahwa Mama lagi meeting, kira 4-5 jam lagi baru pulang, silahkan makan duluan, karena Mama mau makan diluar dengan orang kantor.

Setelah kututup Hpku, secepat itu juga Yonash menyambar pinggangku dan menciumi lagi, dan kamipun making Love lagi dengan berbagai styles kita coba, kadang aku sandarkan Yonash dengan bantal di'head bed'dan aku jongkok di atas kemaluannya dan aktive naik turun, atau aku yang bersandar dan Yonash yang menyodokan kemaluannya dengan bersimpuh didepan memekku, kakiku diangkat di pinggang nya satu agak miring. Juga kita coba style lain dengan aku bersandar tidur miring, dari belakang Yonash angkat kaki kiriku, dimasukkannya kontol Yonash dari belakang, sambil tiduran miring dibelakangku seraya menggeser badan dan kepalanya menjauh dari badanku, Acchh style yang ini sangat aku senangi, style ini enak sekali rasanya, aku bisa blingsatan karena bergetar semua badan dan sukmaku mencari pegangan, sensasi yang ditimbulkan sangat berbeda untuk kami berdua, kami bisa mengerang dan melenguh sama kuat sampai kepuncak orgasmeku tercapai. Style ini lain dari yang biasa kita lakukan, dimana kita masih bisa saling berpegangan tangan, bersentuhan kulit sama kulit atau berciuman untuk meredakan getaran birahi kita yang ditimbulkan.

Paginya adalah hari Jum'at, ku minta ijin untuk 'off', karena bulan itu aku punya cukup kelebihan jam kerjaku untuk 1 hari 'off'. Pada jam 7.00 pagi Hpku bergetar ditanganku, sedianya aku yang akan menelphone Yonash, namun dia telah mendahuluiku. Yonash mengatakan bahwa dia sudah siap dijemput, menjawab ajakanku kesalah satu Winery 'Hungerford Hill' NSW, diluar kotaku, disana aku sudah membooking cottage, untuk 2 malam, karena anak-anakku pun akan ikut kamping dengan kelasnya kepantai selama 2 hari. Kesempatan ini aku gunakan untuk berwisata dengan Yonash menikmati perkebunan anggur dan pabrik wine di NSW Australia.

Menuju ke Winery tersebut kami harus menempuh pejalanan 2.5 jam dengan kendaraan, cottage-cottage didaerah itu dibuat berjauhan jaraknya antara satu dengan yang lain, adapun pagar mengelilingi tiap cottage tersebut dengan ketinggian 170 cm.

Di halaman belakang ada meja dari batu yang ditatah sebagai sarana meja makan bila kita mengadakan BBQ, dengan diatapin pohon anggur yang tumbuh merambat di atasnya menjadikan suasana ini menjadi asri, nyaman sangat romantis. Kamipun terbuai, bara asmara kami terbakar lagi, birahi kami menggelora, keinginan selalu ML disitu semakin menjadi obsesi kami berdua, sambil melihat kupu-kupu warna warni terbang menikmati kehangatan udara, bahkan burung bercengkerama, ada juga yang memadu kasih di atas kami.

Yonash selalu berkata, "Mari kita coba hidup seperti di zaman purba, buka baju aja yuk"
Aku pun tidak menolaknya, udara saat itu sekitar 21 derajat Celcius, matahari bersinar bagaikan menumpahkan sinar emasnya, langitpun biru tak setitik awan menodainya, angin tidak banyak ulah menggangu keindahan alam saat itu, orang Australia selalu berusaha keluar rumah untuk menikmati hari indah seperti ini, mereka menyebutnya 'a glorious day'.

Akupun senang dengan suasa ini, karena memang disuasana 'glorious day' ini, nafsu birahiku selalu bangkit, ingin aku menikmati dakian birahi dalam bercinta yang menggebu, ingin aku merasakan dengusan nafsu Yonash yang sedang buas liar ingin menerkamku. Kesempatan ini tidak akan kami lewatkan, semasa kami sedang dirundung asmara, baranya menghangatkan tubuh kami, keinginan kami untuk ML sangat kuat, memekku selalu berdenyut meminta di sambangi oleh kontol Yonash yang selalu mengeras tegang.

Akhirnya kami putuskan meja batu itu menjadi tempat kegiatan utama kami memadu kasih dan ML disiang hari itu, sambil membakar keratan-keratan daging ayam dan kambing, juga sosis-sosis, ditungku pembakaran yang telah disediakan di dekat meja makan tersebut.

Kadang aku duduk di meja batu itu, Yonash menjilatin memekku dengan rakus sambil duduk di bangku kayu nya, atau Yonash yang duduk dimeja dan aku aktif menyepong kontolnya yang hangat dari bawah, bahkan kami juga betul-betul ML meja itu dengan telanjang bulat, desahan erangan,lengkingan tak pernah kita tahan lagi, kenikmatan demi kenikmatan kita gapai,kita renggut dan tuai bersama-sama.

Kami juga bercinta di gudang belakang cottage, hal ini terjadi sewaktu kami membutuhkan kable perpanjangan digudang, karena sewaktu aku nungging mengorek tumpukan barang digudang menarik kabel yang ku maksud ada di bawahnya, badanku dan pantatku bergoyang, Yonash yang ada di belakangku kontan konak lagi kontolnya, dan menerkamku dari belakang, nafasnyapun tak bisa dikendalikan. Sempat juga aku kaget karena tak aku sangka Yonash tiba-tiba menjadi buas, dan setelah ku tenggok ke belakang matanya yang sayu telah memohon dan mulutnya menyerbu mulutku, kelumat bibirku.
"Liana, Liana, aku tak tahan lihat pantatmu bergoyang nafsuku memburu, aku ingin ngentot kamu disini, please let me into your warm body"
"Liana aku ingin merenggut kepuasan denganmu, tolong kamu pegangan ujung lemari ini akan aku masukkan kontolku ini dari belakang ya?"

Aku dekap dia, aku elus rambutnya aku cium dalam bibirnya yang menganga.
Lalu kubisikkan kepadanya, "Yonash sayang, OK, kita ngentot disini, kita nikmati berdua ya, tunggu aku sampai aku mencapai orgasmeku ya"
Langsung aku memposisikan diriku seperti kemauannya, kemudian Yonash menusukkan kontolnya di vaginaku dari belakang, aku berteriak kegelian dan pompaan Yonash sangat enak, dan menyentuh seluruh lorong kenikmatanku, bahkan sampai dinding rahimku yang terdalam.
Aku pun menjerit, "Yonash, kau pandai, Yonash kontolmu memberikan kepuasan didalam sana, pompa lagi Yonash enak sekali, ach Yonash aku keluaar"
Sampailah aku di puncak orgasmeku, langsung Yonash melepas kontolnya dan meraih pinggangku dan membalikkan badanku berhadapan dengannya, menggangkat tubuhku dan menjuruhku merangkulnya lehernya kuat-kuat dan memompa kontol Yonash kembali. Sambil aku dongkakan badanku kebelakang, aku memompa kontol Yonash keatas kebawah, hingga Yonash mencapai ejakulasinya.
Diapun teriak sambil memejamkan matanya dan membuka mulutnya, "Achh Liana aku sampai, enak liana memekmu enak sempit, menghimpit kontolku, aku keluaar liana.. aach, aku puas"
Kuhentikan pompaanku, namun denyutan memekkupun terasa bahwa aku akan mencapai orgameku lagi, maka aku pun berteriak kembali, sambil merangkul erat leher Yonash, kucium kuat mulutnya.

Pagi hari biasanya kita keluar melihat lembah dan ngarai didaerah itu, kemudian kita melihat pabrik Wine dalam cara memproses anggur menjadi wine. Setelah kita puas mencobai wine dan melihat-lihat sekitar daerah itu, kami kembali lagi ke cottage, Yonash memasak dan aku menyiapkan mejanya, karena Yonash memang senang memasak dan banyak akalnya.

Setelah makan kamipun tiduran sambil bercerita tentang kejadian keseharian yang aneh disekitar kita sampai tertidurlah kita sejenak. Namun tiba-tiba Yonash bangun dia menarikku dan menyodorkan kontolnya yang sudah tegang mengeras, sambil meminta dangan mata sayunya supaya aku mau menyepongnya, menjilat dan menghisapnya dengan mulutku, kulakukan semuanya ini dengan suka hati, aku kocok lagi batang kemaluan itu yang akhirnya dia mengerang menikmati ejakulasinya disertai kenikmatan yang tiada tara. Segera aku hisap spermanya yang memuncrat kuat ke mulutku dan kujilati semuanya tanpa sisa sedikitpun.

Kemudian selanjutnya Yonash memasukkan kemaluannya dalam memekku dalam posisi tiduran miring dari belakang sambil meremas payudaraku dan menciuminya dari belakang, tarian dan gerakan kemaluan Yonash hangat mengenai dinding vaginaku yang terdalam dan aku tak kuat untuk berdiam diri, dengan lebih membungkukkan badanku ke depan lagi, desahanku keluar, erangan, lengkingan jeritanku membahana, karena orgasmeku tercapai lagi.

Sore menjelang malam hari, Yonash yang suka melihat TV itu duduk dikarpet didepan TV, saat itu aku ingin mencari perhatiannya, dan memekku sudah berdenyut lagi, aku pengin making love lagi. Tanpa sungkan aku hampiri dia, dan kusodorkan memekku ke mulutnya sambil berdiri, dengan begitu dia segera menyambut dengan juluran lidahnya, menyapu dan melumatnya sepuasnya sampai akupun mengerang lalu kamipun meneruskan ML kami lagi. Hari itu nyaris kita tidak pakai pakaian, minim sekali yang kita pakai di malam yang dingin itu, kita tidur di karpet dengan bara kehangatan heater semalaman.

Kami betul-betul sangat menikmati permainan cinta yang indah yang kita ciptakan itu, kegiatan ini kami teruskan selama Yonash mengunjungi aku. Kami ML dihotelnya tiap hari sepulangku dari kerja disore sampai menjelang malam. Makan malam bersama, cari 'ice cream' yang enak berdua, belanja makanan dan barang kecil berdua. Kadang kami pergi kepantai berdua disore hari, menikmati 'sunset' sambil bercumbu, berlarian dipasir pantai, seperti kita sedang menikmati dunia remaja kembali.

Selama Yonash di Melbourne 6 bulan, aku berkunjung 3 kali keapartemen Yonash dan Yonashpun menjenguk kekotaku 4 kali. Kami rasanya tak ingin dipisahkan dan kami benar-benar menikmati permainan gelombang cinta kami. Bagiku, Yonash adalah orang yang menggugah aku dari tidur nyenyak, membuka langit biru diatasku, melebarkan cakrawala didepan mataku, untuk menikmati cinta dan permainan birahi yang penuh gelora di dunia ini.

Di Negeri Sakura


December akhir 1998, Yonash harus pulang ke Indonesia, sebulan kemudian Yonash tulis surat bahwa dia sudah di Negeri 'Sakura', Negeri 'Terbitnya Matahari', Yonash akan mengundangku kesana dalam waktu dekat.

Komunikasi antara aku dan Yonash 'intense' sekali , badanku selalu gemetar seolah gelombang listrik ribuan watt dikirimnya dari jauh menyeberangi lautan dan benua menerpa diriku, pikiranku tidak bisa focus menghadapi masalah kerjaan dan hidup keseharianku sendiri. Walau semuanya itu kutekan sebaik mungkin, namun arus Listrik ini sangat kuat menghempasku tak berdaya, aku tak dapat menipu diriku, aku terhanyut oleh birahi cinta. Otakku sadar betul akan keberadaanku, namun perasaanku, badan mencuat meronta, badanku menggigil panas-dingin tak karuan, meminta semua hasrat birahiku terpenuhi aku inginkan selalu bersua dan ML dengan Yonashku.

Enam bulan kemudian aku diutus perusahaan dimana aku bekerja untuk pergi ke 'Negeri Sakura', sebagai wakil perusahaan dalam menghadiri pameran dagang yang senyawa dengan warna dari perusahaan kami bergerak, adapun kota tepatnya adalah Kyoto. Bagai anjing yang kena pukul, serta merta aku menyanggupi kepergian ke kota itu, aku tulis email kepadanya bahwa aku akan datang selama 2 minggu, Kyoto 4 hari dan sisanya kekota tempat Yonash belajar.

Benar, pada saat aku mendarat dibandara, Yonash sudah menjemput dengan senyum khasnya, dan menyapa.
"Mengapa kok tegang sekali sayang lelah ya?"
"Rilekslah nanti aku pijitin dan akan segar sempurnalah tubuhmu lagi"

Sambil mengapit tanganku menyingkir dari keramaian orang-orang, kecupannya mendarat dibibirku, berpangutanlah kami terasa getaran sukma dan deburan darahku tak henti melanda diriku, cukup lama kami berpangutan, melepaskan rindu selama 6 bulan yang tak tersalurkan.

Sesampai di hotel setelah 'check in' dan masuk kamar, langsung Yonash menelanjangiku, mengendongku ketempat tidur, dibelainya seluruh tubuhku, dikeluarkannya 'body cream' dari tasnya yang sengaja dibawa dari kotanya.

Dilumurinya tubuhku sedikit dengan 'body cream' dan mulailah dia memijat sekujur badanku, setelah itu dia menyelimuti tubuhku dan dia pun merebahkan tubuhnya disampingku sambil meremas-remas payudaraku dan membelai tubuhku, hingga tertidur lelaplah diriku selama 2.5 jam, rupanya perjalanan 12.5 jam lebih membuat aku betul-betul penat.

Yonash membiarkan aku tidur, kesempatan itu dia pergunakan untuk membaca Journal dan material bacaan kuliahnya. Sebangunku Yonash gendong tubuhku kekamar mandi dengan air hangat yang telah tersedia, dan dimandikannya diriku.

Spontan ketika dia menyabuni badanku akupun menyabuni badan Yonash, dari sentuhan mesra ini timbullah gairah syahwatku, segera kutarik Yonash mendekat kebadanku dalam bathtub penuh air, kaki kita saling menyilang dan badan kita berhadapan, kumasukkan kemaluan Yonash dalam memekku, sambil berkata:

"Yonash sayang, kita ngentot lagi yang indah ya, aku rindu ML dengan mu, kontolmu enak"

Dia terseyum mengiyakan, mulailah aku memeras kontol Yonash dengan otot vaginaku, dan aku ciumi Yonash dari bibir, pipi, kuping dan lehernya, sedang Yonash mengayun pantatnya maju dan mundur. Puas dengan gaya ini, aku bangun dan aku tunggingkan badanku sambil berpegangan kran air, aku buka dua pahaku kakiku dan aku minta Yonash untuk mengentot aku dengan 'doggy style', juga 'bull style' dimana Yonash merebahkan badannya di punggungku dan tangannya meremas-remas payudaraku, Huuh nikmat sekali kontol Yonash menyentuh dinding terdalam dari liang kenikmatanku, menggeliat tubuh bagian dalamku, seolah kontolnya menari didalam disana, tak tahan aku mendapatkan dera nikmat yang tibul dari gesekan kontol Yonash, ngilu dan nikmat semakin menjadi sensasi hebat timbul dari dalam sana,hingga Yonash dan aku harus mengerang, desahan dari mulut kita tak terelakkan, getaran tubuhkupun tak kunjung berhenti, akhirnya akupun mencapai orgasme. Yonashpun teriak untuk kedua kalinya, dia mencapai ejakulasinya bersamaan denganku.

Setelah kita selesai dengan styles ini, seperti biasa kontol Yonash belum lemas dan sambil menyiram dan menyabuni badanku kontolnya masih menancap dimemekku, diangkatnya badanku dan diputarnya badanku berhadapan dengannya, tanganku merangkul kuat lehernya, kemudian dia berdiri sambil membopongku diayun-ayunkannya badanku naik turun, dan Yonash menahan badanku dengan kedua kakinya agak mengkangkang tegak sekuat tenaga, hingga terasa nikmat melanda tubuhku kembali.

Dibawanya aku di meja dekat kaca kamar mandi, didudukkannya aku di 'vanity' itu, lalu Yonash mengentotku sambil berdiri, Yonash mendengus, melenguh dan mengaduh dia keluarkan lagi spermanya divaginaku dan akupun mulai terasa akan mencapai orgasme, maka aku cenkeram, aku cakar pundak dan punggung atasnya memakai kukuku, aku jeritkan ngiluku karena aku betul-betul mencapai orgasme yang sangat tinggi dan lama.
"Yonashh aku keluaarr lagi, enak sekali Yonash kontolmu aku puas sekali Yonash!"
"Yonash memekku berdenyut-denyut aachh enak Yonash"
"Yonash cium aku Yonash please, Yonash kiss me please!", begitulah racauanku bila aku merasakan kenikmatanku dikala aku mencapai orgasmeku.

Esoknya kami pergi nonton pameran dagang undangan dari kantorku setengah harian, setelah makan siang direstoran didekat gedung pameran itu, sorenya kita nonton Orchestra, distasiun underground Kyoto, tepatnya sebelah kanan atas dari pintu masuk stasiun itu, tepat dibelakang Department Store Takashimaya.

Sepulang dari nonton Orchestra kami kekolam renang campur laki-laki dan perempuan, dan telanjang bulat. Kami berendam diair panas, kemudian ganti keair dingin, selang-seling tiga kali, dengan perubahan kondisi air tersebut, membuat kemaluan Yonash menegang keras lagi.Keadaan tubuhkupun terasa ada dorongan sensasi yang hebat, ingin dipenuhinya hasrat besar untuk melakukan ML, ditambah lagi karena dari sentuhan-sentuhan yang kami lakukan, memekku berdenyut-denyut hebat lagi, ingin merasakan desakan kontol Yonash didalam sana dan ingin kujepitnya kontol Yonash keras2 dengan otot vaginaku.

Dalam keadaan demikian kami betul-betul terbuai, hasrat untuk ML kami menjadi sangat menggebu, seolah sukmaku dan sukmanya meronta ronta ingin keluar, memadu cinta kita berdua diudara bebas. Kemaluan Yonash kudapati semakin lebih keras menegang, Yonash menarikku dengan kuat berusaha memasukkan kemaluannya kedalam memekku dengan buasnya, akan tetapi aku berhasil menahannya.
"Yonash sayang, kau 'wild' sekali kali ini kontolmu konak, kita dikamar saja ya sayang, kita puasin disana ya"
"Liana 'bidadariku', aku 'wild' sekali saat ini, ingin aku merenggut kepuasan dari dirimu kali ini lebih lebih".
"Bagaikan aku ketagihan candu Liana, aku ingin ngentot lagi sama kamu sampai puas sekali sayang", deru nafasnya sangat kencang, matanya redup sayu namun buas, bagaikan kemasukan dewa birahi dari salah satu kuil Jepang.
Kubelai rambutnya yang basah, kusambut ciumannya yang hangat menyalurkan setrum listrik beribu watt kembali padaku. Aku bimbing Yonash keatas dan aku tarik handuk dari pinggir kolam untuk menutupi kemaluan Yonash yang menegang.

Namun diluar dugaanku, Yonash malah menggendongku menuju ke salah satu kamar disitu yang kebetulan memang tersedia kamar untuk pasangan laki-perempuan menyalurkan hasrat syahwatnya, maka Yonash langsung meletakkan aku di tempat tidur dan Yonas mengentotiku sambil berdiri dan kedua kakiku lurus di dua sisi pinggangnya, dua tangan dia memegang kedua paha atasku, kita ngentot, dengan 'Rickshaw style' atau gaya 'gerobag dorong', Yonash melenguh, mendesah dan mendengus, akupun melengking keenakan karena kebuasan Yonashku, aku meleguh dan teriak keras bila kontol konak Yonash menyentuh G-spotku, dinding vaginaku yang terdalam tersasa tergesek-gesek, dihempas-hempaskannya dengan kontolnya yang tegang keras sekali.

Tiba-tiba Yonashpun teriak menyambut ejakulasinya, yang aku susul juga teriakanku yang panjang karena aku mendapatkan orgasmeku. Yonash terpuruk ambruk di dadaku sambil kontolnya masih menanjap di memekku, kami berpelukan. Maka aku belai rambut Yonash yang masih basah itu, dengan penuh kasih sayang.
"Yonash kontolmu kuat, dan gagak sekali, enak menerpa dan menari didalam sana"

Yonash tak menjawab hanya senyumannya dan redup matanya, yang menerangkan bahwa dia masih mau lagi bertarung denganku. Sepuluh menit kemudian Yonash mengangkatku, dengan kontolnya masih menancap di memekku, dan duduklah dia di pinggir tempat tidur, dan meminta aku memompanya naik turun. Aku berusaha memuaskan Yonash dengan senang hati, aku lakukan pemompaan kontol Yonash sambil badanku agak condong kebelakang dijaga dengan kedua tangan Yonash yang kuat memegangi pinggangku supaya aku tidak terbalik jatuh kebelakang.

Setelah kami daki nafsu asmara kita selama 3 menit, kamipun mencapai ke puncaknya, kami berdua melantunkan kepuasan aku mencapai orgasme dan ejakulasinya Yonash hampir bersamaan, maka melengking, berteriak bebaslah kita berdua. Rupanya pelayan-pelayan situ sudah memahami keadaan kami dan merekapun berlagak tuli dan tak perduli.

Setelah kami membersihkan diri lagi kamipun cari makan malam kemudian kembali pulang ke Hotel, terasa lelah sekali badanku dan tertidurlah aku. Dibiarkannya aku tertidur, Yonash mengambil buku untuk belajar lagi, setelah 3jam dia belajar, dibangunkannya diriku dan kami ML lagi dibalkon dengan 'doggy style' juga dikursi, yang terbuat dari besi, aku duduki Yonash yang sedang duduk dikursi balkon itu, aku masukkan kemaluan Yonash ke memekku posisiku membelakanginya, dengan agak condong ke depan kakiku mengkakang diantara dua kakinya, aku pompa kontol Yonash naik turun terus menerus, sambil Yonash memegang pinggangku.

Enak sekali rasanya dengan style ini memekku seolah digesek dan diaduk2 di tempat G-spotku, rasa ngilu tak terperikan seluruh relung kenikmatanku bergetar hebat, hingga akupun teriak histeris seperti macan betina melolong karena kena luka dari lawannya, hal ini tak bisa kutahan bila mendapatkan orgasmeku yang sangat mikmat, akupun memanggil namanya, "Yonash, Yonash! Gila kau, enak sekali kontolmu sayang!"
Sambil aku jepit, pijit kontol Yonash memakai otot vaginaku kuat-kuat, maka Yonashpun melengkikkan suaranya rupanya dia sampai kepuncak pendakiannya dan menyeprotkan spermanya yang terkumpul diujung kontolnya kedalam memekku.

Pagi harinya, biasa Yonash bangun pagi, mandi terus belajar, dengan lampu mejanya. Sesegera Yonash melihat aku mengeliat, langsung dia naik lagi ke tempat didur dan mencari gundukan nikmatku dan di jilatinnya gundukan segitiga nikmatku dengan buas dan rakusnya, cepat sekali dia membuka bajuku dan baju dia sendiri, dalam hitungan menit Yonash udah membalikkan badanku di atas badannya dengan kontol yang sudah menantang siap untuk di sepong, jadilah kita memainkan 69 kesukaan kami untuk ber"foreplay".

Setelah kami puas dengan raungan, teriakan ngilu dan geli berganti kita rasakan, dengan sigap namun penuh hati-hati Yonash membalik tubuhku, memposisikan tubuhku nungging dengan kepala miring di tempat tidur, Yonash menusukkan kontolnya dari belakang sambil menekuk kakinya ke belakang di tempat tidur, style ini selalu menjadikan badanku gemetar karena Yonash pandai sekali menyentuhkan kontolnya dalam relung nikmatku yang terdalam hingga menerpa G-spotku berulang kali, sangat ngilu rasanya bila terkena hentakan kontol Yonash, hingga kami sampai pada puncak nikmat kami masing-masing.

Setelah puas bermain cinta pagi itu, kami membersihkan diri, aku segera menyiapkan sarapan Yonash. Kemudian dia kembali belajar, akupun membaca bukuku novelku, sambil duduk bersandar bantal di 'Head bed' dengan kedua pahaku aku tekuk keatas terbuka tanpa CD, tak jarang Yonashpun menghampiriku dan mencium memekku dengan buasnya. Aku suka sekali diperlakukan begini, dan Yonashpun suka melihat aku seperti ini duduk tanpa CD didepannya sambil belajar.

Demikianlah tiap hari selama kami di Kyoto, pagi bangun tidur kami sudah tergairah untuk making love sepuasnya, kemudian Yonash meneruskan belajarnya. Jam 8:15 kami pergi ke pameran sampai siang hari, selanjutnya kami melihat kuil-kuil dan paviliun-paviliun kuno. Setelah puas pesiar, kami pulang istirahat, akan tetapi banyak sebab yang selau membuat kita tergairah untuk kita terhanyut 'makinglove' lagi, entah karena tiba-tiba aku minta ciuman Yonash yang kuat dan dalam, atau kadang hanya karena pandangan kita beradu, ataupun dengan sengaja Yonash meraba, mengeluarkan tetekku untuk di hisapnya sambil dia mengerjakan sesuatu di hotel itu. Tak lelahnya kita ML, kadang 3-4 kali dari sore sampai malam hari, mulai oral sex sampai beberapa styles ML bisa kita lakukan. Tak jarang kita tertidur lupa tidak memakai baju, karena udara sangat mendukung di 'spring' mau menuju ke 'summer'itu.

Hari kelima kita naik kereta cepat ke kota Yonash belajar, Yonash menyewa apartemen di daerah tidak jauh dari kampusnya, kami leluasa sekali ML di apartemennya dari mulai di teras belakang, di kamar, dikamar mandi dan meja makan, di atas meja dapur, sambil tiduran ataupun berdiri, aku akui stamina Yonash sangat tinggi, dia mampu ML berdiri sambil memondongku berlama-lama, sambil dia menciumi bibirku tak henti hentinya.

Bila aku merasa capek dibiarkannya diriku tidur adapun Yonash kemudian memasak nasi dan lauk atau dia mengerjakan tugasnya, dan bila aku bangun dia sudah siap menyuapkan makanan dimulutku, apa saja yang dekat dengannya entah itu makanan kecil atau hanya sekedar 'jelly fruits in the cup' kesukaannya.

Hari ke 3 dikotanya, Yonash dimintai tolong supervisornya untuk tidur dirumahnya, karena dia mau pergi ke Taiwan untuk tugas disana seminggu, dan dia boleh bawa temannya, dan kamipun pindah kesana. Rumah itu lebih besar dari apartemen Yonash, juga kebun di belakang sangat yaman, kami lakukan Ml didalam rumah dan diudara terbuka dibawah pohon-pohon cemara normal besar yang di pangkas seperti bonsai.

Disiang yang yaman 19 derajat Celcius itu kami ada di halaman belakang dibawah pohon cemara tersebut membaca Novelku, ditariknya diriku, dilepaskannya celanaku dan bajuku, di dekapnya aku sambil Yonash bersandar di batang pohon cemara itu.
"Liana kita ngentot di udara terbuka ya, aku pengin kepuasan darimu saat ini dibawah pohon ini, Liana tinggal disini dampingi aku disini sayang, kita ngentot disini terus menerus ya!"
Aku tak menjawab, hanya senyum saja, karena aku tahu itu racauan Yonash bila ingin melampiaskan nafsu birahi asmaranya bersamaku, dia sadar bahwa aku harus kembali di asalku, aku hanya mengelus rambutnya dan menciumi mulut, pipi dan lehernya.

Segera kami making love sambil berdiri berlama-lama sambil menikmati burung-burung bernyanyi di atas kita, mungkin malah burung-burung itu melihat dan menikmati suasana indah kita yang sedang 'hot' ngentot di halaman belakang itu, acchh rasanya dunia ini hanya milik kita berdua.

Esokannya kami bangun jam 8:30, karena spring time, humiditi udara disitu agak tinggi, artinya kita agak banyak berkeringat. Maka kamipun memutuskan untuk mandi dikamar mandi belakang, dimana bak mandi tersebut bentuknya seperti bak mandi di indonesia akan tetapi letaknya dibawah permukaan tanah, kedalam, sedangkan kamar mandi yang depan bermodel "bathtub" dan "shower", seperti di barat.

Kami berdua turun dalam air hangat yang sudah kita sediakan. Karena sempitnya bak tersebut yang hanya memang bisa untuk dua orang, maka kita tidak sabunan badan dulu, hanya saling meraba dan mencium, dari sentuhan itu nafsu birahi kami bangkit lagi kemudian kami saling mendekap.

Aku mulai meraba kemaluan Yonash yang ternyata memang kemaluan Yonash sudah berdiri menentang dan keras. Aku elus-elus batangnya, juga dua buah zakarnya yang menjadi agak mengecil karena membesarnya batang kemaluan Yonash tersebut. Aku suruh Yonash duduk di pinggiran bak mandi tersebut dan aku mulai menyepong kepala kemaluannya sambil berdiri didalam bak mandi, jilatanku menjalar terus ke batang kemaluan dan sampai ke kedua buah zakarnya, kuhisap buah zakar itu, kumainkan dalam mulutku.

Yonashpun kegelian dan mulai mendesah, mengerang, dengan sedikit mengangkat kaki kanan Yonash aku jilati semua paha dalam Yonash hingga Yonash menggigil kegelian.
"Liana enak Liana, teruskan liana, enak sekali ingin aku mendapat sepongan tiap hari begini"
"Tinggallah bersama aku disini terus, Liana sayang, aku membutuhkanmu"
Sekali lagi aku tak menjawabnya, hanya terus melirik keatas dan terus melakukan jilatanku ke arah batang dan kembali kekepala kemaluannya. Yonas memegang kepalaku dan menjambaknya kuat-kuat dia berusaha merunduk untuk menciup keningku tapi terlalu jauh untuk dijangkaunya, kemudian aku tepuk pantatnya untuk Yonash turun kedalam bak mandi lagi.

Sesampai didalam bak mandi lagi, langsung saja Yonash diselipkan kontol tegangnya itu kememekku dan dengan agak menggendongku dia goyangkan pantatnya maju dan mundur sampai kami mencapai kenikmatan masing-masing. Gerakan Yonash yang semakin kencang itu terasa tak membutuhkan tenaga banyak karena kami berada didalam dalam air, badan kami terasa ringan tidak menjadikan kami lelah, karena gerakan kami yang kuat, bak mandi dibawah permukaan lantai itu memuntahkan air nya ke permukaan lantai dan airpun mengalir keselokan yang telah disediakan.

Kemudian Yonash mengangkatku agak tinggi lagi, dan menyuruhku memompa naik turun, Aku sangat menikmati permainan ini, denyutan memekku menjepit kontol Yonash yang agak pasive saat ini, namun Yonash membantu badanku untuk bergerak naik turun, dua tangannya menopang pantatku untuk membantu gerakanku.

Tiba-tiba Yonash berkata lirih padaku, nafasnya memburu buas, sambil menegadahkan kepalanya serta matanya agak redup.
"Lianaa, aku sudah siap mau keluar, ujung kontolku udah berdenyut denyut, apa kamu juga udah siap kita keluaar sama-sama ya?"
"Tahan sebentar Yonash, aku pun ingin menikmati orgasmeku disini bersama kau sayang tunggu sebentar lagi"
Kemudian dalam detik-detik berikutnya aku lebih focus pada rasa gesekan kontol Yonash yang menerpa dinding rahimku terasa ngilunya tak terperikan.
Kemudian akupun berkata agak lantang, "Yoonash, keluarkanlah aku sudah siap aachh aachh sshhtth"

Segera setelah itu Yonash memuntahkan spermanya ke memekku tanda ejakulasinya tercapai sempurna, diiringi lengkingan ngilu dan kepuasannya. Sekian menit Kamipun tidak bergerak, hanya berpelukan erat sambil berpangutan, sampai betul-betul reda birahi kami.

Selanjutnya kami mandi cepat-cepat karena kami ingin melihat gugusan rumah-rumah kuno di zaman Meiji, yang jumlahnya tidak sedikit, dibutuh waktu hampir seharian, untuk melihat kesemuanya. Esoknya lagi, kami pun mengulangi hal yang sama, sebelum kami pergi ke sebuah 'castle' kuno dipinggir kota, juga melihat kuil-kuil jepang disekitar kota itu.

Kenangan indah yang kami lakukan ini kami lanjutkan terus walau kami terpisahkan beribu-ribu mill jauhnya. Kami saling kunjung mengunjung setiap 4 bulan sekali Yonash kekotaku di Australia atau aku kekotanya di Negara Sakura, hal ini sangat memungkinkan bagiku karena diAustralia dalam 1 tahun setiap karyawan berhak mendapatkan liburan sejumlah 1 bulan kerja sebagai 'annual leave' nya Yonashpun tak segan-segannya selalu membuatkan aku surat sponsor untuk Departemen Imigrasi Negera Sakura itu, untuk memudahkan aku keluar masuk ke negeri tersebut.

Hubungan cinta yang erat, indah dan panas ini tersendat saat ini, karena keberhasilannya Yonash menyandang Phd, Yonash harus pulang ke Indonesia tentunya istri dan anaknya membutuhkannya, juga pekerjaannya, namun hati kami tetap tertaut, SMS dan ICQ berjalan terus melantun sebagai media cinta kami.

Yonash selalu bilang bahwa dia selalu akan menemuiku bila ada kesempatan baik. Betul juga sewaktu aku harus kembali keIndonesia, Yonash tetap menemuiku, kami bertemu untuk berbagi rasa rindu kita yang sudah mendidih dan meluap.

Sewaktu kami berpelukan, sukmaku bergetar, badanku bergoyang, serta melelehlah airmata kebahagianku tanpa kusadari, kamipun segera melampyaskan kerinduan kami yang telah menyesak didada kami, rasanya kami betul-betul bisa menuai cinta birahi kita masing masing dengan indah diwaktu yang singkat itu.

Aku merasakan hubunganku dengan Yonash adalah merupakan kisah kasih yang sejati, hal ini tentu saja susah sekali aku lupakan, karena memang Yonashlah pembuka pelangi keindahan cinta dalam hidupku dan samudra luas dimana aku bisa menimba segala ilmu yang kubutuhkan, dari mulai pengetahuan umum, tehnik komputer, kesehatan, bahkan bila aku mendapat kesukaran dalam pekerjaan kantor diapun selalu siap memberi saran dan bimbingan bagaimana aku harus bersikap untuk menyelesaikan masalah tersebut. Yonash juga menularkan ilmu yang dia perlajari sedikit-sedikit untuk aku ikut mengerti.

Indah rasanya hidupku setelah mengenal Yonash, aku akan selalu respect terhadapnya sebagaimana dia juga respect kepadaku dan semua yang ada padaku.

Terima kasih kepada teman mayaku yang mau menshare pengalamannya dan membantuku, hingga tulisan ini bisa anda nikmati.


TAMAT

No comments:

Post a Comment